Hukum keberhasilan
prof. Roy Sembel (Smart_WISDOM@ yahoogroups. com)
Dekan FE Universitas Multimedia Nusantara Jakarta
(www.unimedia. ac.id)
Sandra Sembel, pemerhati dan praktisi pengembangan SDM
(ssembel@yahoo. com)
Pasangan calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Pak Adang
dan Pak Dani, sert Pak Fauzi dan Pak Priyanto pasti ingin berhasil
dalam pemilihan gubernur dan wakil gubernur saat pemilihan gubernur.
Para pendukung kedua belah pihak juga tentunya ingin agar pasangan
calon yang didukungnya berhasil mendapat suara terbaik. Intinya, tak
ada yang ingin rugi. Setiap orang pasti ingin berhasil. Ternyata,
keberhasilan ada hukumnya, yang jika dipatuhi, akan menarik
keberhasilan tersebut. Simak yang berikut ini.
Hukum Ingin Perbaikan (Law of Desire for Improvement) . Tony berhasil
lulus ujian. Tina berhasil lolos menjadi penerima beasiswa belajar
keluar negeri. Andi berhasil Sebuah keberhasilan tercipta karena ada
rasa tantangan untuk maju. Kerhasilan baru terasa ketika terjadi
perubahan ke arah perbaikan. Jadi, orang yang sudah puas diri dengan
apa yang ia miliki, tidak akan pernah mau mencoba untuk berhasil.
Sebagai ilustrasi, jika Tony sudah puas berada di bangku SD kelas 6
saja, maka ia tidak perlu ikut ujian agar bisa lulus ke jenjang yang
lebih tinggi. Demikian pula dengan Tina. Jika ia sudah puas dengan
kenyataan bahwa orang tuanya tidak bisa lagi menyekolahkannya ke
perguruan tinggi, ia tidak perlu lagi mencoba untuk berkompetisi
mendapatkan beasiswa. Jadi, dimana ada ketidakpuasan, pasti ada
peluang untuk mencetak keberhasilan. Jadi, jika Anda sudah teralalu
lama merasa puas pada satu kondisi atau posisi, berhati-hatilah.
Kemungkinan besar Anda tidak akan terdorong untuk mencoba meraih
keberhasilan lainnya.
Hukum Keunggulan (Law of Excellence). Orang yang berhasil adalah
orang yang bisa tampil unggul dalam apapun yang dikerjakannya. Coba
kita perhatikan orang-orang yang berhasil di sekitar kita, pasti
mereka masing-masing memiliki keunggulan yang unik. Misalnya, para
pemenang medali emas dalam sebuah pertandingan olah raga, memiliki
keunggulan waktu, kekuatan ataupun keterampilan dibandingkan lawan
mereka. Barang dagangan yang laku dipasar, pasti juga memiliki
keunggulan sehingga dibeli orang. Demikian pula dengan mereka yang
berkiprah dibidang hiburan seperti, Oprah Winfrey, sang ratu
talkshow. Ia memiliki keunggulan untuk mempesona para penonton. Ia
menganggap penonton sebagai sahabat yang perlu diberi harapan,
dihibur, dan dibuat nyaman dengan tayangannya yang memberi energi
positif bagi para penonton. Keunggulan ini tentu saja perlu dipupuk.
Jika kita belum memiliki keunggulan, pastikan kita bersedia
berinvestasi waktu, pikiran, dan mungkin juga uang untuk mendapatkan
keunggulan tersebut. Keunggulan bisa berupa informasi, pengetahuan,
ataupun keterampilan yang unik dengan kualitas yang prima.
Keunggulan bisa juga berupa keunggulan dalam waktu, ruang, tempat,
ataupun sarana.
Hukum Harapan (Law of Hope). Satu lagi hukum penting dalam meraih
keberhasilan adalah hukum harapan. Orang yang berhasil adalah mereka
yang selalu memiliki harapan untuk sukses. Selama harapan itu ada,
kemungkinan untuk berhasil terbuka lebar di depan mata. Bukan
berarti seorang yang berhasil tidak pernah gagal. Yang ada hanyalah
orang yang berhenti berharap dan berusaha untuk meraih keberhasilan.
Seperti juga yang dialami Winston Churchil dan Abraham Lincoln, dua
negarawan dari negara yang berbeda yang akhirnya mampu menduduki
puncak tertinggi pimpinan di negara masing-masing. Keduanya
mengalami berbagai kekalahan dalam pemilihan baik di tingkat daerah,
provinsi maupun negara. Tetapi, mereka menolak untuk berputusasa.
Mereka terus memupuk harapan untuk sukses, sampai akhirnya
kesuksesan tersebut berhasil mereka cicipi. Jadi, selama masih ada
harapan, pasti ada kemungkinan untuk sukses. Bahkan, sebuah harapan
menentukan apakah seorang manusia masih layak hidup atau tidak. Jika
sudah tidak ada harapan, tidak ada alasan lagi untuk terus berjuang.
Nah, tetaplah pupuk harapan Anda untuk mendapatkan apapun yang ingin
Anda wujudkan.
Hukum Jaringan (Law of Network). Kita hidup tidak sendirian. Kita
dikelilingi oleh banyak orang: keluarga, tetangga, kerabat, teman
sekolah, teman kantor, murid, guru, atasan, bawahan, pelanggan,
distributor bahkan kenalan yang kita temui di jalan. Jika kita bisa
membuat jaringan yang menghubungkan kita dengan orang-orang sekitar
kita, sehingga mereka bisa bersama-sama `terikat' dalam satu tujuan
untuk membantu kita meraih keberhasilan, maka kemungkinan untuk kita
berhasil menjadi lebih besar dan masa pencapaian keberhasilan juga
menjadi lebih pendek. Mahatma Gandhi tak mungkin membuka mata dunia
akan perlunya melawan ketidakadilan dan kekerasan, dengan
kelemahlembutan dan kebijaksanaan jika ia hanya berjuang sendirian.
Untuk itulah ia menggalang jaringan pendukung untuk bersama-sama
saling menguatkan dan saling mendorong untuk menyuarakan anti-
kekerasan dalam melawan ketidakadilan dan menyuarakan tuntutan untuk
persamaan hak bagi tiap warga negera. Hal yang sama dilakukan pula
oleh Martin Luther King Jr. dan Ibu Kartini. Mereka yang bergerak
dibidang usahapun demikian. Sam Walton yang sukses mendirikan
jaringan pertokoan serba ada `Wal Mart' akan sulit meraih
keberhasilan dengan cepat tanpa dorongan keluarga, dan bantuan para
staf dan karyawan yang direkrutnya. Untuk itulah, ia selalu berusaha
memberdayakan para staf dan karyawan dengan menjalin komunikasi
hangat. Ia mengunjungi mereka pada waktu pengunjung ramai, memberi
contoh bagaimana menyapa dan melayani pengunjung, serta berdiskusi
dan meminta pendapat mereka untuk meningkatkan kesuksesan `Walmart'.
Hukum Memberi (Law of Giving). Yang unik adalah hukum yang berikut
ini. Jika kita selama ini berpikir bahwa dengan memberi berarti kita
menjadi lebih `miskin' dari sebelumnya, ternyata tidak demikian yang
terjadi. Justru dengan memberi, kita menjadi lebih kaya? Memang
mungkin untuk jangka pendek sekali, jika kita punya uang Rp.
100.000, dan kita beri Rp. 10.000 pada orang lain, maka uang kita
saat ini adalah Rp. 90.000. Tetapi, yang kita tidak tahu, bisa saja
seminggu kemudian uang kita menjadi dua bahkan tiga atau sepuluh
kali lipat. Bagaimana bisa demikian? Berikut adalah ilustrasinya: Bu
Tarmi, penjual bakso di depan sebuah sekolah, sering memberikan
tambahan satu bakso, atau tambahan mie pada para pembeli kecilnya
(anak-anak SD). Ternyata, `pemberian' Bu Tarmi membuat para pembeli
menjadi setia, bahkan para pembeli membawa banyak pembeli lainnya
untuk menjadi pelanggan Bu Tarmi. Akhirnya dalam waktu yang relatif
singkat, pesaing Bu Tarmi satu persatu mundur, sampai pada suatu
saat Bu Tarmi menjadi satu-satunya penjual bakso di sekolah itu.
Setelah para siswa luluspun, mereka masih sering mampir untuk
membeli bakso Bu Tarmi. Bayangkan apa yang terjadi jika Bu Tarmi
tidak mempraktekan `hukum memberi'? Mungkin sudah lama Bu Tarmi
pensiun berjualan Bakso.
Hukum Fokus (Law of Focus). Satu hukum lagi yang patut diterapkan
adalah Hukum Fokus. Artinya, jika kita menginginkan sesuatu,
fokuskan semua usaha, tenaga, pikiran dan sumber daya kita untuk
fokus meraih apa yang kita inginkan, maka seluruh semesta alam akan
mendukung. Semesta alam yang dimaksud disini adalah dari keluarga,
kerabat, teman, masyarakat, sampai Yang Maha Kuasa, pasti akan
mendukung. Hukum ini sudah dipraktekkan oleh Bp. Yohanes Surya,
bahkan ia sudah menuliskannya dalam sebuah buku yang tidak boleh
sampai tidak dibaca yaitu `Mestakung' (semesta mendukung). Menurut
Pak Yohanes, jika kita `sangat' menginginkan sesuatu, maka gairah
kita, pikiran kita, dan kekuatan kita untuk meraih hal tersebut akan
memancarkan energi yang dapat menggerakkan kita untuk bertindak, dan
yang lebih mengherankan, kefokusan kita pada keinginan yang mendalam
itu akan menumbukan energi yang memiliki kekuatan untuk menarik
orang lain untuk mendukung kita. Pak Yohanes mengambil contoh
penerapan hukum fokus ini pada keterlibatan Indonesia pertama kali
di Olimpiade Fisika tingkat Dunia di Amerika. Pak Yohanes begitu
menginginkan putra-putri bangsa untuk ikut unjuk gigi di pentas
dunia olimpiade fisika, sampai akhirnya kefokusannya dalam pikiran,
tenaga dan sumber daya berhasil menarik para mahasiswa Amerika
ketika itu dan beberapa pejabat negera untuk membantu keberangkatan
para siswa-siswi terbaik kita untuk ikut bertanding. Banyak
tantangan yang dilalui, tetapi penerapan hukum fokus ini tidak
melihat tantangan sebagi sebuah akhir, melainkan pandangan akan
lebih terfokus ke keberhasilan yang melampaui semua tantangan. Saat
ini kita sudah bisa melihat hasilnya: Tim Olimpiade Fisika Indonesia
sudah berhasil meraih banyak medali, termasuk medali emas.
Hukum Solusi (Law of Solution). Mereka yang berhasil adalah mereka
yang keberadaannya merupakan solusi bagi masalah yang ada disekitar
mereka. Bill Gates memberikan solusi menggunakan PC yang ringan dan
murah, dengan sistem operasional yang user-friendly serta cepat.
Pencipta Google memberikan solusi mendapatkan akses informasi yang
tak terbatas. Anita Roddick menawarkan solusi kosmetik yang ramah
lingkungan dan hewan (tidak memanfaatkan hasil percobaan pada
hewan). Michael Capellas, mantan CEO Compaq dan Compaq HP, serta
WorldCom, selalu membawa solusi bagi perusahaan yang dipimpinnya. Ia
berhasil mengubah perusahaan tersebut dari posisi merugi atau hampir
bankrut sampai ke posisi menguntungkan bahkan meraih posisi yang
terhormat di kancah persaingan di industri terkait. Jadi, pastikan
bahwa kita adalah bagian dari solusi bukannya bagian dari masalah.
Jika ada masalah, jangan lari. Setiap masalah pasti ada solusinya.
Masalah merupakan tantangan yang jika dikelola dengan cerdas dan
bijak bisa memberikan peluang bagi kita untuk menemukan solusi.
Untuk menemukan solusi, kita bisa belajar dari masalah orang lain,
dan meramunya dengan pengetahuan, pengalaman serta keterampilan kita
untuk mendapatkan solusi dengan kualitas yang lebih baik dan hasil
yang lebih cemerlang.
Apa yang menjadi mimpi Anda selama ini? Apa yang ingin Anda `gol'kan
agar berhasil? Pastikan Anda menerapkan ketujuh hukum keberhasilan
yang baru saja dibahas. Yang pasti, siapapun yang menang menjadi
Gubernur dan Calon Gubernur DKI, pastilah yang paling banyak
mendapat dukungan, paling banyak menawarkan solusi, paling banyak
memberi, dan paling banyak dianggap memiliki keunggulan, serta
memiliki harapan. Selamat memilih, selamat menerapkan hukum
keberhasilan.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar